Slawi Ayu – Mozilla merupakan perusahaan yang memiliki produk bernama Firefox, baru-baru ini mengubah pernyataan privasi mereka dan menghapus klaim eksplisit bahwa mereka tidak menjual data pengguna. Perubahan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengguna yang selama ini mempercayai Firefox sebagai alternatif lebih aman dibandingkan pesaing seperti Google Chrome dan Microsoft Edge.
Perubahan yang menjadi sorotan yakni penghilangan kalimat kami tidak menjual data pribadi Anda dalam laman FAQ Mozilla. Dalam versi sebelumnya Mozilla secara tegas menyatakan bahwa mereka tidak menjual informasi pengguna. Namun dalam pembaruan terbaru, klaim tersebut dihapus.
Menurut Mozilla, revisi ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan perubahan definisi hukum terkait "penjualan data" yang semakin kompleks, khususnya di bawah undang-undang seperti California Consumer Privacy Act (CCPA). CCPA mendefinisikan penjualan data secara luas, termasuk tindakan seperti membagikan, mengungkapkan, atau mentransfer data kepada pihak ketiga dengan imbalan manfaat ekonomi.
Namun bagi sebagian pengguna, penjelasan ini justru menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Jika Mozilla benar-benar tidak menjual atau membagikan data pengguna, mengapa perlu menghapus pernyataan tegas tersebut?
Mozilla Menjual Data Pengguna?
Secara teknis Mozilla mengakui bahwa mereka memang berbagi beberapa data dengan mitra mereka. Hal ini terutama terjadi pada fitur iklan opsional di halaman Tab Baru dan rekomendasi bersponsor di bilah pencarian Firefox.
"Untuk membuat Firefox tetap berkelanjutan secara komersial, ada beberapa tempat di mana kami mengumpulkan dan berbagi data dengan mitra kami," demikian pernyataan Mozilla.
Pada halaman Terms of use yang terbaru, dituliskan better address legal minutia around terms like sells. Lengkapnya sebagai berikut.
The reason we’ve stepped away from making blanket claims that “We never sell your data” is because, in some places, the LEGAL definition of “sale of data” is broad and evolving. As an example, the California Consumer Privacy Act (CCPA) defines “sale” as the “selling, renting, releasing, disclosing, disseminating, making available, transferring, or otherwise communicating orally, in writing, or by electronic or other means, a consumer’s personal information by [a] business to another business or a third party” in exchange for “monetary” or “other valuable consideration.”
Bagi sebagian pengguna, ini merupakan indikasi bahwa Mozilla telah berubah dari perusahaan yang dulu sangat vokal dalam menjaga privasi pengguna menjadi perusahaan yang kini lebih mengutamakan aspek komersial. Bagaimanapun membutuhkan uang untuk berbagai keperluan, salah satunya dengan cara menjual data pengguna.
Kemarahan Pengguna
Perubahan kebijakan ini memicu reaksi keras di komunitas pengguna Firefox. Di forum Mozilla Connect, banyak komentar yang mengkritik keputusan ini:
- Ini menunjukkan niat sebenarnya Mozilla, Fakta bahwa mereka berusaha menutupi ini sangat mencurigakan.
- Ini sama sekali tidak masuk akal.
- Kalian akan memata-matai kami, mengumpulkan informasi browsing kami dan melanggar privasi kami.
Sebagian pengguna menuntut agar Mozilla mencantumkan kejelasan mengenai penggunaan data dalam dokumen hukum yang mengikat, bukan hanya dalam blog post atau FAQ yang bisa berubah sewaktu-waktu.
Dalam kebijakan privasi mereka, Mozilla tetap menyebutkan bahwa pengguna memiliki hak untuk mengontrol bagaimana data mereka digunakan. Mereka juga menawarkan fitur Global Privacy Control (GPC), yang memungkinkan pengguna mengaktifkan mekanisme Jangan Jual untuk mencegah situs web membagikan informasi mereka.
Namun GPC hanya berlaku di beberapa yurisdiksi seperti AS, Uni Eropa, dan Inggris, serta tidak mengatur bagaimana data dibagikan oleh Firefox itu sendiri.
Apakah Firefox Tak Lagi Seaman Dulu?
Dengan perubahan ini Mozilla tampaknya mulai bergeser dari janji awalnya untuk melindungi privasi pengguna secara mutlak. Meski mereka berdalih bahwa perubahan ini semata-mata untuk menyesuaikan dengan regulasi yang berkembang, banyak pengguna tetap merasa bahwa langkah ini mengurangi transparansi dan kepercayaan terhadap Firefox.
Bagi pengguna yang mengutamakan privasi, ini menjadi momen untuk mengevaluasi apakah Firefox masih layak digunakan atau sudah perlu beralih ke alternatif lain yang lebih menjamin keamanan data pribadi.
(slawiayu/roy)