Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) diharapkan dapat mengakomodir program pemberdayaan disabilitas, pasalnya kebutuhan hidup difabel juga menjadi bagian penting dalam pemerataan pembangunan.
Pengurus Difabel Slawi Mandiri, Ali menjelaskan program pemberdayaan disabilitas harus masuk di setiap desa, terkadang desa hanya memberikan pemberdayaan pada masyarakat yang normal. "Padahal masyarakat difabel lebih membutuhkan dari pada yang normal. Butuh perhatian khusus," kata Ali saat ditemui slawiayu.com, Rabu (27/2)
Menurutnya, pengurus DSM sudah mencoba melakukan advokasi pada musrembang kecamatan untuk mengajukan program yang lebih memprioritaskan difabel. Kedepan, Desa diharuskan dapat menyisihkan sedikit anggaran untuk program pemberdayaan warga yang difabel
Saat ini, kata Ali ada 3 kecamatan yang sudah mengajukan program difabel meliputi Pangkah, Adiwerna dan Dukuhwaru. Di Desa Bogares Kidul Kecamatan Pangkah kami diberi program pelatihan menjahit dan pengadaan mesin irat untuk membelah bambu dijadikan produk anyaman.
Kemudian demi sinergitas kegiatan, DSM bekerjasama dengan Dinsos yang merupakan bagian pendampingan kepada difabilitas. "DSM merupakan lembaga yang membantu Dinsos terkait warga Difabilitas, Kami akan terus memberikan arahan dan bimbingan, demi membantu warga disabilitas yang ada," ujarnya.