Daftar Isi
Kementerian Kesehatan melalui posyandu telah menjalankan program bernama PMT (Pemberian Makanan Tambahan), yakni memberikan makanan tambahan untuk balita yang dianggap mengalami masalah gizi dan dalam penanggulangan stunting. Posyandu adalah bentuk dari upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat atau yang biasa disebut dengan UKBM, fungsinya untuk memberdayakan masyarakat dalam membantu pelayanan kesehatan untuk bayi, balita, dan ibu.
Untuk dapat menggerakkan posyandu dibutuhkan kader dalam penyampaian informasi kesehatan kepada masyarakat, juga untuk mengajak para ibu agar mau datang ke posyandu untuk memeriksa kondisi bayi dan balita. Salah satu tugas untuk kader yakni memberikan makanan tambahan kepada setiap balita yang dianggap ada kendala gizi, melalui makanan (jajanan) yang diberikan setiap hari dalam kategori tertentu untuk periode tertentu.
Keluhan Emak-Emak
Arah dan tujuan dari program PMT sebetulnya bagus, karena pemerintah ingin membantu masyarakat agar balita yang ada di wilayahnya dalam kondisi sehat. Namun niat baik tersebut ada hal negatif yang terjadi di lapangan, yakni makanan yang diberikan untuk para balita dianggap tidak enak.
"Pan wein jajan nggo bocah ka kaya jajane wong tua, wis kaya kue mending tah ari enak oh. Anake nyong si A (menyebut nama balita) ora doyan, akhire dipangan kakange (usia SMP) bee komen muni ora enak" kata salah seorang emak-emak.
Kata ibu dari balita penerima PMT mengaku kalau anaknya yang balita tidak mau memakan dari PMT, akhirnya dimakan oleh kakaknya dan itupun masih dianggap tidak enak.
Ketika kami konfirmasi ke emak-emak tersebut, apakah pernah mencicipi makanan tersebut.
"Ya pernah nemen oh um, angger pas olih terus anake nyong ora gelem neng tak icipi oh bisane ora gelem." kata emak-emak tersebut.
Dia mengatakan kalau setiap baru mendapat makanan tambahan tersebut dan anaknya tidak mau memakan, si emak langsung coba nyicip bagaimana rasanya.
"Nganti anake nyong niteni dewek, angger diwein jajan sing biasa ya ora gelem. Tapi angger tuku dewek nang bakul, doyan koh" imbuh ibu itu.
Katanya kalau makanan atau jajanan yang dikasih dari program PMT itu anaknya tidak mau memakan, tapi kalau beli sendiri di warung anaknya mau memakannya.
Simalakama
Ketika mendengar informasi ini kami menanyakan ke beberapa emak-emak sebagai sampel, dan semua yang kami tanya menjawab sama yaitu rasa dari makanan (jajan) yang diberikan kurang bisa dinikmati oleh balita.
Lalu saat kami tanya, siapa yang menghabiskan jika si balita tidak mau memakan. Sebagian besar dihabiskan oleh si ibu atau kakak dari balita tersebut.
Jika program PMT alias Pemberian Makanan Tambahan bertujuan untuk mencegah terjadinya stunting pada balita, namun di lapangan yang terjadi justru makanan yang diberikan tidak disukai oleh balita. Harus mengadu pada siapa agar anggaran yang dikeluarkan untuk kesehatan balita dan terserap dengan baik sesuai dengan tujuan awal.
Mungkin akan ada yang berpendapat kalau para emak-emak jaman sekarang terlalu manja karena tidak terbiasa memberikan makanan sehat untuk anak balitanya, namun perlu dicatat bahwa makanan sehat juga perlu enak. Karena goal yang diinginkan ialah dikonsumsi oleh balita, bagaimana bisa mengenalkan makanan sehat ke anak kecil jika dari rasa sudah ditolak oleh balita.
Catatan, kami tidak menyebut desa/kelurahan mana dan tidak menyebut nama ibu yang kami wawancarai Karena mereka menolak dicantumkan namanya. Anggap saja tulisan ini sebagai surat kaleng, jika dianggap tidak berguna silahkan abaikan saja.
(slawiayu/samsul)