Dalam dunia yang terus berubah, kehadiran profesional muda yang berpengalaman dan berdedikasi dalam bidang politik dan hubungan internasional menjadi semakin penting. Muhammad Syaeful Mujab adalah salah satu dari mereka dengan rekam jejak yang luas dalam advokasi publik dan pengembangan kebijakan. Berlatar belakang pendidikan yang solid serta keterlibatan aktif dalam isu-isu sosial dan politik, baik di tingkat nasional maupun internasional, Mujab menunjukkan komitmen yang kuat untuk berkontribusi pada kemajuan masyarakat melalui kebijakan yang efektif dan responsif.
Saat ini Syaeful Mujab menjabat sebagai Staf Khusus di tim Sandiaga Salahuddin Uno, sebuah posisi yang dipegangnya sejak September 2023. Sebelumnya ia juga berperan sebagai Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud pada periode November 2023 hingga Februari 2024, di mana ia berperan penting dalam menyampaikan pesan-pesan kampanye dan strategi komunikasi kepada publik. Selain itu Mujab juga pernah terlibat sebagai Analis Kebijakan dan Hubungan Publik di Patra Government Relations antara Oktober 2020 hingga Agustus 2022, sebuah posisi yang memberinya kesempatan untuk mempengaruhi kebijakan publik dan strategi komunikasi korporat.
Masa Kecil Mujab
Sejak dulu, Mujab menerima berbagai bantuan sosial, termasuk bantuan langsung tunai (BLT) dan bantuan pendidikan. Pengalaman ini membentuk pandangannya tentang pentingnya kebijakan pembangunan dan perlindungan sosial yang dapat menjangkau semua lapisan masyarakat. Dedikasinya untuk memahami dan mengatasi isu-isu sosial semakin menguat seiring dengan latar belakangnya yang penuh perjuangan dan keberhasilan pribadi.
Ketika ia berusia empat tahun, orang tuanya bercerai dan ibunya menjadi tulang punggung keluarga. Meskipun situasi ekonomi keluarga sempat membaik, ibunya tetap berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Di masa-masa awalnya, Mujab kecil diberi kesempatan mengikuti les membaca di desanya. Berkat dorongan dan dukungan ibunya, dirinya sudah dapat membaca dengan lancar ketika ia memasuki kelas satu SD, sebuah prestasi yang membuatnya berbeda dari anak-anak sebayanya yang baru belajar membaca di sekolah.
Seiring bertambahnya usia, tantangan baru muncul. Ketika dia masih di tingkat SMP, ibunya memutuskan untuk bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Keputusan ini membuatnya harus tinggal bersama neneknya. Masa-masa ini tidak hanya berat karena harus menghadapi stigma sosial terhadap kondisi keluarga, tetapi juga karena perubahan besar dalam kehidupannya. Meskipun demikian, Mujab tetap berusaha menunjukkan prestasi yang baik di sekolah, baik selama masa SD maupun di SMP.
Selama di SMP, Mujab dikenal sebagai siswa yang sangat kompetitif. Namun, ketika ia memasuki SMPN 1 Adiwerna di Tegal, ia mulai melunak dan membuka diri untuk berorganisasi serta menjalin pertemanan. Keluarga besar sempat menyarankan untuk melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) agar ia bisa segera bekerja dan membantu ekonomi keluarga. Namun, dia memiliki ambisi lain. Ia ingin melanjutkan pendidikan ke SMA untuk memperluas peluangnya dan meningkatkan kemampuannya agar bisa bersaing di perguruan tinggi.
Keputusannya untuk melanjutkan ke SMA, meski bertentangan dengan harapan keluarga besar, menunjukkan tekadnya yang kuat. Ketika masa kuliah tiba, ia kembali menghadapi pilihan sulit. Keluarga menganjurkan agar ia memilih program studi keguruan, yang dianggap lebih aman dan praktis untuk karier sebagai guru, terutama guru PNS. Namun, sejak usia 12 tahun, Mujab sudah tertarik dengan ilmu politik, terinspirasi oleh talk show di televisi. Keinginannya untuk mempelajari ilmu politik semakin kuat setelah ia berpartisipasi dalam kompetisi akademik mewakili sekolahnya di Universitas Indonesia.
Meski sudah diterima di program Manajemen Kebijakan Publik di Universitas Gadjah Mada (UGM), dia memutuskan untuk melanjutkan studi di Ilmu Politik UI dengan dukungan ibunya. Masa-masa kuliah di UI bukanlah hal yang mudah baginya. Ia menghadapi berbagai kesulitan, mulai dari pergaulan, masalah ekonomi, hingga kesulitan berbahasa Inggris, yang membuat proses adaptasi di universitas cukup berat. Namun, tekadnya untuk mencapai tujuannya dan ambisinya dalam bidang politik terus mendorongnya untuk mengatasi semua rintangan tersebut.
Perjalanan Akademik
Di masa kuliah, Muhammad Syaeful Mujab memanfaatkan kesempatan berorganisasi sebagai alat penting untuk meningkatkan keterampilan manajemen waktu dan memaksimalkan manfaat dari beasiswa yang ia terima. Sebagai penerima bantuan pendidikan Bidikmisi dan beasiswa Rumah Kepemimpinan selama studi S1, ia merasakan dukungan finansial dan nonfinansial yang signifikan. Bantuan ini tidak hanya mencakup aspek keuangan, tetapi juga menciptakan kesempatan baginya untuk mengembangkan kapasitas diri secara lebih menyeluruh.
Kuliah di UI (Universitas Indonesia) menjadi titik balik penting dalam perjalanan akademis. Ia memanfaatkan kesempatan ini untuk mengikuti berbagai kompetisi dan memperluas jaringan, baik dalam bidang akademik maupun nonakademik. Salah satu prestasi menonjolnya adalah meraih juara pertama dalam kompetisi debat politik dan pemerintahan tingkat nasional pada tahun 2014 yang diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada. Dalam kompetisi tersebut, timnya juga mencatatkan keberhasilan individu dengan Mujab meraih juara ketiga dalam kategori pembicara terbaik. Pada tahun 2015, ia kembali menunjukkan kemampuannya dengan memenangkan kompetisi debat di Olimpiade Ilmiah Mahasiswa (OIM) UI sebagai perwakilan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI.
Keberhasilan ini semakin memperkuat posisinya di kampus, di mana pada tahun 2016 ia dinyatakan sebagai Mahasiswa Berprestasi Akademik dan pada tahun 2017 sebagai Mahasiswa Berprestasi Kategori Kepemimpinan di FISIP UI. Peran aktifnya di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI sebagai ketua pada tahun 2017 juga merupakan pencapaian signifikan. Dia mengakui bahwa meskipun memiliki peluang untuk lulus dengan predikat cum laude, ia memilih untuk mengambil peran kepemimpinan di BEM, mempertimbangkan bahwa pengalaman organisasi dan kepemimpinan akan melengkapi keterampilan dan pengalamannya secara keseluruhan.
Mujab harus memutuskan antara melanjutkan studinya dengan IPK yang memadai atau mengambil peran kepemimpinan di BEM, yang memerlukan waktu ekstra. Dengan IPK 3,6 yang sudah memenuhi syarat untuk cum laude, ia memilih untuk fokus pada kepemimpinan dan pengalaman organisasi. Ia menyadari bahwa kesempatan untuk menjadi ketua BEM adalah peluang langka dan berharga, yang akan memberikan keuntungan lebih besar dalam hal pengalaman dibandingkan hanya dengan IPK.
Selanjutnya, Mujab mendapatkan kesempatan untuk mengikuti ajang Abang-None Jakarta, meskipun skripsinya belum sepenuhnya selesai dan wisuda belum dilaksanakan. Proses seleksi yang ketat—termasuk penyaringan CV, presentasi riset, wawancara, focus group discussion, dan penampilan publik—membawanya meraih gelar Abang Jakarta 2018. Kesempatan ini membuka jaringan luas dan peluang baru, termasuk kolaborasi dengan pemerintah dalam sektor pariwisata dan promosi budaya ke Korea Selatan dan Jepang.
Pencapaiannya sebagai Abang Jakarta 2018 juga membuka jalan baginya untuk melanjutkan pendidikan S2 dengan beasiswa LPDP di London School of Economics and Political Science (LSE). Mengingat peranannya sebagai tulang punggung keluarga, ia harus mempersiapkan dana untuk kebutuhan keluarga yang ditinggalkan selama ia menempuh pendidikan di luar negeri. Selama setahun masa perkuliahan di LSE, dia memastikan bahwa ia telah menyiapkan tabungan untuk menutupi kebutuhan keluarganya di Tanah Air, menunjukkan dedikasinya tidak hanya pada pendidikan tetapi juga pada tanggung jawab keluarga.
M. Syaeful Mujab menyadari perbedaan besar antara dirinya dan anak-anak dari keluarga yang lebih mampu dalam hal persiapan pendidikan dan karier. Menurutnya, bagi mereka yang berasal dari keluarga dengan sumber daya yang stabil—seperti rumah yang sudah dimiliki dan persiapan bahasa Inggris yang memadai—persiapan untuk studi lanjutan seperti S2 mungkin tidak terlalu memerlukan perhatian khusus. Mereka sudah dipersiapkan untuk menjadi masyarakat global sejak awal, sehingga lebih fokus pada pendidikan tinggi. Namun, baginya yang harus memikul tanggung jawab lebih besar sebagai tulang punggung keluarga, situasinya berbeda.
Salah satu target utamanya yakni untuk membangun rumah bagi ibunya sebelum memulai studi S2. Untuk mewujudkan target tersebut, ia harus menyisihkan tabungan dari hasil kerja dan hadiah deposito sebesar Rp 100 juta yang diperolehnya dari ajang Abang-None Jakarta. Uang tersebut sangat berharga dalam persiapannya untuk melamar Beasiswa Afirmasi LPDP di London School of Economics and Political Science (LSE).
Hadiah uang dari Abang-None Jakarta memberikan kontribusi signifikan dalam proses persiapannya. Selain sebagai modal untuk pendaftaran beasiswa dan kampus, uang tersebut juga digunakan untuk membiayai tes IELTS yang biaya pendaftarannya sekitar Rp 3 juta. Total biaya persiapan yang ia keluarkan mencapai sekitar Rp 25 juta, yang tidak ditanggung oleh LPDP. Hal ini menunjukkan besarnya biaya yang diperlukan untuk mempersiapkan segala sesuatu sebelum memasuki tahap akademik di luar negeri, meskipun beasiswa yang didapatkan mencakup biaya kuliah.
Sebelum lulus dari Universitas Indonesia (UI), dia memperoleh pengalaman berharga sebagai asisten tenaga ahli di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) pada periode 2018-2019 dan bekerja sebagai analis kebijakan publik di sebuah perusahaan. Lulus dari UI, ia juga menjabat sebagai Kepala Program Y20 Indonesia 2022, sebuah posisi yang menempatkannya di tengah peran penting bagi pemimpin muda masa depan.
Pengalaman kerja yang diperolehnya sebelum terpilih sebagai awardee Beasiswa LPDP dalam program Beasiswa Afirmasi turut membantunya dalam membentuk kompetensi dan menerapkan teori-teori yang dipelajari dalam konteks nyata. Hal ini sangat berharga saat ia mengajukan lamaran ke LSE, di mana ia dapat mengaitkan latar belakang praktisnya dengan teori-teori akademik yang dipelajari.
Dalam pengajuan Letter of Acceptance (LoA) Unconditional di LSE, ia menekankan bahwa latar belakangnya sebagai produk pembangunan yang mendapat bantuan pemerintah sejak kecil sangat mempengaruhi pandangannya. Ia percaya bahwa pembangunan yang baik harus berdampak pada kebijakan secara struktural, dan memahami bagaimana pembangunan dan kebijakan dapat memengaruhi pengetahuan dan pendidikan. Penekanan pada kebijakan sosial sebagai bagian dari latar belakangnya memberikan konteks tambahan yang membuat aplikasi diterima, meskipun program studi yang dipilih tidak mewajibkan linearitas pendidikan. Dengan pengalaman kerja yang relevan dan latar belakang multidimensional, Mujjab dapat menunjukkan relevansi dan kesiapan akademiknya kepada pihak LSE.
Pria yang pernah viral karena prestasi ini kini tengah fokus pada bidang peningkatan kapasitas tenaga kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik. Sebagai seorang profesional yang berdedikasi, ia juga memiliki rencana jangka panjang untuk menulis buku mengenai orang-orang yang kurang beruntung dan bagaimana mereka dapat mengatasi kemiskinan struktural. Buku ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan solusi bagi mereka yang berada dalam kondisi serupa seperti yang pernah dialaminya.
Mujab melihat politik sebagai bidang yang dapat memberikan dampak positif besar terhadap masyarakat, terutama melalui kebijakan publik dan pembangunan yang efektif. Ia meyakini bahwa kebijakan yang dirancang dan diimplementasikan dengan baik, serta yang mempertimbangkan kebutuhan berbagai kelompok, dapat membawa perubahan signifikan. Dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan, dia berharap dapat berkontribusi lebih besar dalam bidang kebijakan publik dan politik, dengan tujuan meningkatkan kehidupan orang-orang yang mungkin tidak seberuntung dirinya atau berada dalam kondisi serupa di masa lalu.
Pandangannya tentang cara keluar dari kemiskinan struktural berakar dari pengalamannya sejak masa sekolah. Ia menekankan pentingnya pendidikan sebagai dasar untuk memperbaiki masa depan, tetapi juga menyoroti nilai dari keberanian dalam mengambil kesempatan, membuat keputusan, dan mengasah kemampuan.
Bagi Mujab, "privilege" atau hak istimewa bukan hanya tentang latar belakang sosial atau kekayaan, tetapi juga tentang dukungan dan kebebasan yang memungkinkannya menentukan arah masa depannya sendiri.
Dia percaya bahwa kebijakan dapat menjadi titik keluar dari kemiskinan struktural. Untuk mencapai pendidikan tinggi dan kesuksesan lainnya, ia menekankan pentingnya menyiapkan tabungan di samping memenuhi persyaratan akademik. Selama masa SMA dan kuliah, ia aktif memanfaatkan setiap kesempatan, meskipun tidak selalu menjadi yang terbaik di bidang tertentu. Ia juga mengambil berbagai peluang untuk mengembangkan diri, seperti menjadi MC dan pengajar paruh waktu di Tangerang Selatan.
Ketika baru lulus dari Universitas Indonesia, menurutnya bahwa gaji bukanlah faktor utama dalam memilih pekerjaan pertama. Ia lebih mementingkan kesempatan untuk membangun jaringan dan mendapatkan bimbingan dari mentor yang baik. Menurutnya, faktor-faktor ini lebih berharga dalam membantu seseorang menemukan jalannya dan mengatasi kemiskinan. Dengan pengalaman dan proyek-proyek yang telah ditangani sebelumnya, meskipun gaji pertamanya ialah UMR (Upah Minimum Regional), Mujab percaya bahwa manfaat dari jaringan dan mentor jauh lebih penting daripada angka di slip gaji.
Mujab juga mengingatkan bahwa penting untuk terus mengejar kesempatan dan mengasah kemampuan, meskipun kadang diri sendiri bisa terjebak dalam batasan yang tidak perlu. Kesadaran akan peluang dan kemauan untuk mengembangkan diri adalah kunci untuk meraih kesuksesan dan keluar dari kemiskinan.
Juara Abang None Jakarta
Mujab, seorang pemuda asal Tegal pernah meraih prestasi membanggakan sebagai Pemenang Abang Jakarta 2018. Gelar ini merupakan bagian dari Program Duta Pariwisata dan Pemuda DKI Jakarta yang diberikan oleh Gubernur Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Program ini bertujuan untuk mencari dan mengangkat individu yang tidak hanya memiliki pengetahuan luas tentang pariwisata, tetapi juga menunjukkan kepemimpinan, keahlian komunikasi, dan keterlibatan aktif dalam masyarakat.
Proses seleksi untuk meraih gelar ini sangat ketat dan melibatkan beberapa tahapan penting. Pertama-tama, calon peserta harus melalui peninjauan curriculum vitae (CV) yang memaparkan latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, serta kegiatan sosial mereka. Penilaian ini bertujuan untuk memastikan bahwa peserta memiliki kualifikasi dan rekam jejak yang memadai untuk posisi yang dicari.
Selanjutnya, peserta diwajibkan melakukan presentasi penelitian. Tahapan ini menuntut peserta untuk memaparkan hasil riset atau kajian mereka yang relevan dengan pariwisata dan pengembangan pemuda, menunjukkan kemampuan mereka dalam analisis data serta cara mereka menyampaikan informasi secara efektif. Presentasi ini juga menilai bagaimana peserta dapat menghubungkan teori dengan praktik dalam konteks nyata.
Akhirnya, peserta harus menjalani penampilan publik, di mana mereka menunjukkan kemampuan berbicara di depan umum, berinteraksi dengan audiens, serta mempresentasikan diri mereka sebagai duta yang mampu mewakili Jakarta dengan baik. Penampilan ini penting untuk mengevaluasi bagaimana peserta dapat berkomunikasi secara efektif dan memengaruhi orang lain melalui kemampuan orasi mereka.
Mujab juga memiliki pengalaman kerja di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DKI Jakarta sebagai Asisten Eksekutif dari November 2019 hingga Oktober 2020. Ia juga sempat menjadi Asisten Staf Ahli di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia antara Maret 2018 hingga Oktober 2019, serta memiliki pengalaman magang di Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia pada akhir 2016.
Dalam hal pendidikan, Mujab memiliki gelar MSc dalam Studi Pembangunan dari London School of Economics and Political Science, yang diraihnya pada tahun 2023 dengan penghargaan Merit. Disertasinya berfokus pada kajian mengenai perlindungan sosial di Indonesia pasca pemilu langsung, memberikan perspektif dalam penyelesaian politik. Sebelumnya, ia meraih gelar Sarjana Ilmu Politik dari Universitas Indonesia pada tahun 2021 dengan IPK 3,59. Ia juga pernah mengikuti kursus singkat tentang Ketahanan Demokrasi dan Partisipasi Pemuda yang diselenggarakan oleh Queensland University of Technology, Australia, pada tahun 2021.
Selain latar belakang akademik yang kuat, Mujab juga memiliki sejumlah pengalaman internasional yang memperkaya wawasannya. Ia pernah menjadi Delegasi Indonesia dalam berbagai program pertukaran dan konferensi internasional, termasuk di Jepang dan Korea Selatan yang menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan pemuda dan diplomasi internasional.
Di luar pekerjaan dan akademis, Mujab aktif dalam organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia pada tahun 2017 dan Kepala Departemen Penegakan Hukum dan Anti-Korupsi di Asosiasi BEM Seluruh Indonesia pada periode 2017-2018. Mujab juga merupakan salah satu pendiri Ruang Tegal Muda, sebuah inisiatif yang berfokus pada pemberdayaan pemuda.
Prestasi akademik dan kepemimpinan Mujab juga patut diacungi jempol. Ia merupakan pemenang Abang Jakarta 2018, sebuah penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk duta pariwisata dan pemuda. Di kampus ia juga dinobatkan sebagai Mahasiswa Berprestasi di Bidang Akademik pada tahun 2016 dan di Bidang Kepemimpinan pada tahun 2017, menegaskan kapasitasnya sebagai seorang pemimpin muda yang cerdas dan berprestasi.
Secara keseluruhan Muhammad Syaeful Mujab adalah sosok muda yang memiliki visi dan misi yang jelas dalam membangun Indonesia melalui berbagai peran pentingnya di bidang politik, advokasi, dan hubungan internasional. Pengalaman dan prestasinya mencerminkan dedikasi serta komitmennya terhadap perubahan positif di masyarakat.
(slawiayu/roy)Desa : Tembok Luwung, Kecamatan : Adiwerna, Kab. Tegal