Relawan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Tegal, Bima Eka Sakti dan Muhammad Syaeful Mujab, menunjukkan semangat mereka dalam mendukung calon jagoannya dengan cara yang tak biasa. Tak menunggu dana dari tim pemenangan resmi, para relawan berinisiatif membuat spanduk dukungan sendiri dengan kain seadanya. Dalam spanduk yang dipasang di berbagai titik strategis di Kabupaten Tegal ini, tertera pesan-pesan sederhana namun penuh semangat, seperti “Wani perih ora wedi ngelih, menangkan Bima-Mujab coblos no. 1” dan “Tegal bersatu, coblos nomor satu.” Beragam tulisan tersebut seakan mewakili suara hati rakyat yang menginginkan perubahan.
Ketua Penasihat Relawan Perjuangan Rakyat Kabupaten Tegal, KRT Rosa Mulya Aji, menuturkan bahwa aksi ini ialah upaya masyarakat dalam mengungkapkan aspirasi mereka. Menurut Rosa, kalimat-kalimat di spanduk tersebut datang langsung dari hati masyarakat dan ditulis sendiri oleh para relawan dengan spontanitas tanpa pengarahan dari pihak calon.
Bagi Rosa, dukungan ini bukan sekadar gerakan politik, tapi sebuah gerakan hati yang memperlihatkan ketulusan masyarakat.
“Ini ungkapan perasaan hati masyarakat, tulisannya beda-beda,” ujar Rosa saat dihubungi, Rabu (30/10/2024).
Ia menjelaskan bahwa dengan berbagai ekspresi sederhana, relawan justru menunjukkan kekuatan gerakan akar rumput yang tulus mendukung calon yang mereka percaya akan membawa perubahan di Tegal. Ini, menurut Rosa, menjadi simbol gotong-royong dalam politik yang jarang terlihat, dimana masyarakat secara sukarela menggerakkan sumber daya sendiri untuk mendukung pasangan calon Bima-Mujab.
Inisiatif pembuatan spanduk ini menjadi bentuk ekspresi dukungan yang benar-benar berbasis swadaya. Para relawan bahkan rela mengeluarkan biaya pribadi untuk membeli kain, cat, dan pilok yang dibutuhkan. Berbeda dengan spanduk resmi yang biasanya didanai oleh tim kampanye, spanduk-spanduk ini muncul dengan tampilan seadanya namun justru menunjukkan kekuatan komunitas yang solid.
Mereka yang mendukung Bima-Mujab tak hanya memberikan dukungan lewat suara, tetapi juga aksi nyata. KRT Rosa menyatakan, spanduk ini juga menjadi bukti kebersamaan dan gotong-royong yang ingin diwujudkan oleh masyarakat Tegal.
“Kalau calon bikin spanduk sendiri itu hal lumrah, tapi ini rakyat yang mbuat tulisan, kan jarang. Inilah gotong royong karena kita memang ingin memenangkan Bima-Mujab,” tutur Rosa.
Bagi Rosa, aksi ini bukan hanya mendukung calon tapi juga menunjukkan bagaimana kekuatan rakyat kecil bisa bergema dalam dunia politik.
Rosa juga menjelaskan, bahan yang dipilih oleh para relawan untuk membuat spanduk rata-rata berasal dari kain mori, yang dinilai lebih ekonomis dibandingkan mencetak spanduk di percetakan profesional. Kain tersebut kemudian digambari atau ditulisi dengan pilok dan cat, yang memberi nuansa sederhana namun penuh makna.
Meskipun tampil seadanya, pesan-pesan dalam spanduk ini diharapkan mampu menggugah hati warga Tegal lainnya untuk mendukung pasangan nomor satu ini. Sebagai inisiator, Relawan Perjuangan Rakyat Tegal membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin turut membuat spanduk.
Pihaknya mempersilakan masyarakat secara luas untuk terlibat, asalkan tulisan yang tercantum di spanduk tetap dalam batas kesopanan, tidak melanggar aturan, dan bisa dibaca dengan jelas. Bagi para relawan bima mujab, semakin banyak spanduk yang terpasang, semakin besar pula kekuatan dan pengaruh mereka dalam menyebarkan pesan dukungan untuk Bima-Mujab.
Rosa mengungkapkan, saat ini sudah lebih dari 60 spanduk terpasang di berbagai wilayah Kabupaten Tegal dengan beragam ukuran dan isi pesan. Meski baru tersebar di area-area tertentu, mereka berencana menambah jumlahnya hingga mencapai pelosok-pelosok desa. Dengan begitu, harapan para relawan untuk memenangkan pasangan nomor satu ini bisa merata hingga ke seluruh penjuru daerah.
(slawiayu/roy)